tanah itu,
keras lagi kasar,
kerana hanya punya dirinya,
jauh dari gemburan sang tangan,
jauh lagi menjauhi.

tanah itu,
kering lagi kontang,
kerana hanya punya dirinya,
jauh dari siraman hujan,
jauh lagi menjauhi..

tanah itu,
kosong lagi tandus,
kerana hanya punya dirinya,
jauh dari kehijauan tumbuhan,
jauh lagi menjauhi...

bertandang sang tangan,
dijamu herdik, dihidang palingan,
"pergi! nyahlah engkau dan segala gemburan!"
keras, lagi kasar.

bertandang sang hujan,
dijamu pekik, dihidang makian,
"pergi! nyahlah engkau dan segala siraman!"
kering, lagi kontang..

bertandang sang tumbuhan,,
dijamu bidik, dihidang belantan,
"pergi! nyahlah engkau dan segala kehijauan!"
kosong, lagi tandus...


tanah itu,
diangkat Sang Pencipta,
namun lupa,


tanah itu,
ditakhta Ketua,
namun abai,


tanah itu,
dikurnia Pelita,
namun padam,


tanah itu,
dibisik Jalan,
namun belok,


tanah itu,
resminya masih tanah,
yang inginkan gemburan,
yang dahagakan siraman,
yang mengidamkan kehijauan,
namun,
dilitupi jerami keegoan,
menyelimuti kerikil kebenaran,
berlapis lumpur kebatilan,


oh tanah!
bongkarlah apa yang telah lama engkau semadikan,
berjuta batu di dasar lahad keegoan,
asalmu wujud milik TUHAN,
fitrah kerakmu adalah IMAN,

Categories:

Leave a Reply